KATA PENGANTAR
Assalamu‘alaikum Wr.
Wb.
Segala puji syukur yang
saya limpahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayat untuk berfikir
sehingga dapat melaksanakan tugas untuk pembuatan makalah dalam upaya untuk
memenuhi syarat dalam mata kulliah Filsafat Islam.
Dalam penulisan makalah
ini penulis bermaksud intuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen. Dan dalam
makalah ini penulis hanya menulis dalam bentuk sederhana sekali mengingat
keterbatasan yang ada pada diri penulis, sehingg semua yang ditulis masih jauh
dari sempurna.
Penulis berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembacannya. Penulis meminta maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan atau penjelasan makalh ini. Penulis sangat
mengharapkan kritikan dari pembaca yang tentunnya bersifat membangun,
Wassalamu‘alaikum Wr.
Wb.
Metro,
22 Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .......................................................................................................... I
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................... II
DAFTAR
ISI .................................................................................................................... III
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A.
PENGERTIAN EVALUASI ................................................................................... 2
B.
TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM ................................... 3
C.
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM ........................................... 5
D.
SISTEM EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM ............................................ 6
E.
SASARAN EVALUASI ......................................................................................... 7
BAB
III PENUTUP ........................................................................................................... 9
KESIMPULAN
................................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Engan
demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal,
hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah
mengembangkan potensi fitrah manusia (anak).
Untuk mengetaui kapasitas, kwalitas, anak didik perlu
diadakan ealuasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju
keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan
pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh
guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas
tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau penaksiran. (John M. Echts dan
Hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan
menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh
kesimpulan.[1]
Ada
beberapa pendapat lain definisi mengenai evaluasi:
a. Bloom
Evaluasi
yaitu: pengumpulan kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kegiatannya terjadi perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat
perubahan dalam diri pribadi siswa.
b. Stuffle Beam
Evaluasi
adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan enyajikan informasi yang berguna
untuk menilai alternatif keputusan.
c. Cronbach
Didalam
bukunya Designing Evalutor Of Education and Social Program, telah
memberikan uraian tentang prinsip-prinsip dasar evaluasi antara lain :
1. Evaluasi
program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat membantu pemerintah dalam
mencapai tujuannya.
2. Evaluasi
seyogyanya tidak memberikan jawaban terhadap suatu pertanyaan khusus. Bukanlah
tugas evalutor memberikan rekomendasi tentang kemanfaatan suatu program dan
dilanjutkan atau tidak. Evalutor tidak dapat memberikan pertimbangan kepada
pihak lain, seperti halnya seorang pembimbing tidak dapat memilihkan karier
seorang murid. Tugas evalutor hanya memberikan alternatif.
3.
Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus, sehingga didalam proses
didalamnya memungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan ada suatu
kesalahan-kesalahan.[2]
B. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
PENDIDIKAN ISLAM
Secara
rasional filosofis, pendidikan Islam bertugas untuk membentuk al-Insan al-Kamil
atau manusia paripurna. Oleh karena itu, hendaknya di arahkan pada dua dimensi,
yaitu : dimensi dialektikal horitontal, dan dimensi ketundukan vertikal.
Tujuan
program evaluasi adalah mengetahui kader pemahaman anak didik terhadap materi
terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk
mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi
bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah,
sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan anak didik saja,
tetapi bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidikan
bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam.
Dalam
pendidikan Islam, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap
(afektif dan psikomotor) ketimbang asfek kogritif. Penekanan ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang secara besarnya meliputi empat
hal, yaitu :[3]
1.
Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya.
2.
Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3.
Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam
sekitarnya.
4.
Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota
masyarakat, serta khalifah Allah SWT.
Dari
keempat dasar tersebut di atas, dapat dijabarkan dalam beberapa klasifikasi
kemampuan teknis, yaitu :
1.
Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada Allah dengan indikasi-indikasi
lahiriah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
2.
Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya da kegiatan
hidup bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia dan disiplin.
3.
Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan memelihara, serta menyesuaikan
diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusak ataukah memberi makna bagi
kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.
4.
Bagaimana dan sejauh mana ia memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam
menghadapi kenyataan masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama.
Sedangkan
menurut Muchtar Buchari M. Eb, mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi :[4]
1.
Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan
selama jangka waktu tertentu.
2.
Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam
jangka waktu tertentu.
Fungsi
evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan
tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu
kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga
dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan adeqvate (baik tidaknya)
metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.
Menurut
A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi mempunyai beberapa
fungsi, yaitu :
1.
Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan instruksional secara komprehensif
yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku.
2.
Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi yang
sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan
sebanyak mungkin dihindari.
3.
Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengatur keberhasilan proses belajar
mengajar bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang
diberikan dan di kuasai, dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya program-program yang dilaksanakan.
4.
Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi murid.
5.
Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
6.
Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
7.
Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar.
C. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
PENDIDIKAN ISLAM
Evaluasi merupakan penilaian tentang suatu aspek yang
dihubungkan dengan situasi aspek lainnya, sehingga diperoleh gambaran yang
menyeluruh jika ditinjau dari beberapa segi. Oleh karena itu dalam melaksanakan
evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain :[5]
1.
Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)
Dalam ajaran Islam, sangat memperhatikan prinsip
kontinuitas, karena dengan berpegang pada prinsip ini, keputusan yang diambil
oleh seseorang menjadi valid dan stabil (Q.S. 46 : 13-14).
2.
Prinsip Menyeluruh (komprehensif)
Prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian,
ketajaman hafalan, pemahaman ketulusan, kerajinan, sikap kerjasama, tanggung
jawab (Q.S. 99 : 7-8).
3.
Prinsip Objektivitas
Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak boleh dipengaharui oleh hal-hal yang bersifat emosional dan
irasional.[6]
Allah SWT memerintahkan agar seseorang berlaku adil
dalam mengevaluasi. Jangan karena kebencian menjadikan ketidak objektifan
evaluasi yang dilakukan (Q.S. : 8), Nabi SAW pernah bersabda : “Andai kata
Fatimah binti Muhammad itu mencuri, niscaya aku tidak segan-segan untuk
memotong kedua tangannya”.
Demikian pula halnya dengan Umar bin Khottob yang
mencambuk anaknya karena ia berbuat zina. Prinsip ini dapat ditetapkan bila
penyelenggarakan pendidikan mempunyai sifat sidiq, jujur, ikhlas, ta’awun,
ramah, dan lainnya.
D. SISTEM EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
ISLAM
Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengaku pada
sistem evaluasi yang digariskan oelh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan
dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah
Islamiyah.
Secara
umum sistem evaluasi pendidikan sebagai berikut :[7]
1.
Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema
kehidupan yang dihadapi (Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 155).
2.
Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang
telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada umatnya (QS. An Naml/27:40).
3.
Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan
seseorang, seperti pengevaluasian Allah terhadap nabi Ibrahim yang menyembelih
Ismail putra yang dicintainya (QS. Ash Shaaffat/37:103-107).
4.
Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan
kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam tentang asma-asma yang
diajarkan Allah kepadanya dihadapan para malaikat (QS. Al-Baqarah/2:31).
5.
Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) bagi yang beraktifitas baik, dan
memberikan semacam ‘iqab (siksa) bagi mereka yang berakltifitas buruk (QS. Az
Zalzalah/99:7-8).
6.
Allah SWT dalam mengevaluasi hamba-Nya, tanpa memandang formalitas
(penampilan), tetapi memandang subtansi dibalik tindakan hamba-hamba tersebut
(QS. Al Hajj/22:37).
7.
Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan
karena kebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan (QS. Al
Maidah/5:8).
E. SASARAN EVALUASI
Langkah yang harus ditempuh seorang pendidik dalam
mengevaluasi adalah menetapkan apa yang menjadi sasaran evaluasi tersebut.
Sasaran evaluasi sangat penting untuk diketahui supaya memudahkan pendidik
dalam menyusun alat-alat evaluasinya.
Pada
umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi[8],
yaitu:
1.
Segi tingkah laku, artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian,
keterampilan murid sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
2.
Segi pendidikan, artinya penguasaan pelajaran yang diberikan oleh guru dalam
proses belajar mengajar.
3.
Segi yang menyangkut proses belajar mengajar yaitu bahwa proses belajar
mengajar perlu diberi penilaian secara obyektif dari guru. Sebab baik tidaknya
proses belajar mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang
dicapai oleh murid.
Dengan menetapkan sasaran diatas, maka pendidik lebih
mudah mengetahui alat-alat evaluasi yang dipakai baik dengan tes maupun non
tes.
a.
Kedudukan akademis setiap murid, baik dibandingkan dengan teman-teman
sekelasnya, sekolahnya, maupun dengan sekolah-sekolah lain.
b.
Kemajuan belajar dalam satu pelajaran tertentu, misalnya tauhid, fiqih, tarikh
dan lainnya.
c.
Kelemahan dan kelebihan murid.
Dalam evaluasi pendidikan Islam ada empat sasaran pokok
yang menjadi target.[9]
-
Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan pribadi dengan Tuhannya.
-
Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungannya dengan masyarakat.
-
Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dengan kehidupan yang akan datang.
-
Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku
anggota masyarakat serta selaku khalifah Allah di bumi.
Dalam melaksanakan evaluasi pendidika Islam ada 2 cara
yang dapat ditempuh diantaranya:
a. Kuantitatif
Evaluasi
kuantitatif adalah cara untuk mengetahui sebuah hasil pendidikan dengen cara
memberikan penilaian dalam bentuk angka. (5, 7,90) dan lain-lain.
b. Kualitatif
Evaluasi kualitatif
adalah suatu cara untuk mengetahui hasil pendidikan yang diberikan dengan cara
memberikan pernyataan verbal dan sejenisnya (bagus, sangat bagus, cukup, baik,
buruk) dan lain-lain.
BAB
III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari
pemaparan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya kata evaluasi
berasal dari kata asing “evaluation” yang berarti menilai (tetapi diadakan
pengukuran terlebih dahulu).
Dari pendapat-pendapat para ahli yang mendefinisikan
tentang evaluasi. Pada hakekatnya dalam evaluasi pengajaran memiliki tiga unsur
yaitu, kegiatan evaluasi, informasi dan data yang berkaitan dengan obyek yang
dievaluasi.
Tujuan dan fungsi evaluasi tidak hanya ditekankan pada
aspek kognitif akan tetapi meliputi ketiga ranah tersebut (kognitif, afektif
dan psikomotorik). Yang mempunyai tiga prinsip yaitu prinsip keseimbangan,
menyeluruh dan obyektif. Dalam kegiatan evaluasi tersebut sistem yang dipakai
yaitu mengacu pada al-Qur’an yang penjabarannya dituangkan dalam as-Sunnah.
DAFTAR
PUSTAKA
- Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi
pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.
- Daryanto, Drs. H., Evaluasi Pendidikan,
PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2001.
- Samsul, MA., Drs., Filsafat Pendidikan
Islam Pendekatan Historis, teoritis, dan praktis, Ciputat Press, Jakarta,
2000.
- Arief, Armai, MA., DR., Pengantar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002.
- Muhaimin, MA., Drs., Memikirkan Pendidikan
Islam, PT. Rineka Cipta, Jakarta 1993.
- Rusyam, Tabrani, dkk., Pendekatan Proses
Belajar Mengajar, Gramedia, Jakarta, 1989.
-
Nata Abudin, H., Filsafat Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1997.
- Ihsan, Hamdani, Drs. H., Filsafat
Pendidikan islam, Pustaka Setia, Bandung, 1998.
[3]
Samsul Nitar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis, dan
Praktis, 2002, hal. 80.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar